
Bagi umat Islam, Natsir adalah tokoh kebangkitan Islam yang fenomenanya setara dengan Sayyid Quthub dari Ikhwanul Muslimun dan Abul A’la Al-Maududi dari Jama’at Al-Islami. Lantaran itu, Natsir tak hanya pahlawan bagi Indonesia, Dunia Islam pun mengakuinya peran dan pemikirannya.
Di ujung karir politiknya, Natsir dianggap sebagai pemberontak. Alasannya, dia terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat. Karena itu pula, Pemerintah Indonesia sempat tidak mau menetapkan dia sebagai Pahlawan Nasional.
Namun, tidak banyak yang memperhatikan, kemunculan PRRI adalah akibat ketidakadilan pemerintah pusat terhadap daerah. Selain itu, juga demi melawan komunisme yang digalang PKI.
Natsir adalah patron berpolitik nan santun. Dia dan D.N. Aidit sering berdebat keras di DPR dan Konstituante. Tapi, di luar sidang, keduanya bersahabat. Natsir juga contoh pribadi yang bersahaja. Sebagai pejabat negara, dia tak hidup bermewah-mewah, bahkan dia mengenakan jas tambalan. Santun, bersahaja, tapi teguh pendirian—semuanya adalah teladan yang langka kini. Dengan membaca buku ini, semoga kita dapat mengikuti jejaknya yang amat berharga itu.
0 komentar:
Posting Komentar